Kamis, 03 Juli 2014

Asal Usul Rasa Takut

Kalau melihat sesuatu yang menakutkan, kita pasti bereaksi menghindarinya. Tapi tahukah kalian bagaimana rasa takut itu muncul?

Ternyata rasa takut itu dipelajari sejak kita masih bayi yang kemudian direkam dalam otak. Kita tahu bahwa anak-anak tidak dilahirkan dengan perasaan takut terhadap ular atau laba-laba, tapi rasa takut itu dipelajari dengan sangat cepat, demikian hasil penelitian terbaru.

Dalam sebuah percobaan dari penelitian ini, para peneliti menunjukkan dua tayangan video kepada anak-anak berusia 7 bulan. Salah satu video menunjukkan gambar ular dan yang lainnya menunjukkan sesuatu yang tidak mengancam, seperti seekor gajah. Pada saat yang sama, bayi mendengar rekaman suara baik yang menyenangkan atau menakutkan.

Bayi menghabiskan lebih banyak waktu untuk melihat video ular ketika mereka mendengar suara menakutkan, tetapi anak-anak itu sendiri tidak menunjukkan tanda-tanda ketakutan.

Dalam eksperimen lain, giliran anak-anak berusia 3 tahun ditunjukkan layar yang memuat sembilan foto dan diminta untuk memilih salah satu yang disasar. Anak-anak itu ternyata mengidentifikasi ular lebih cepat daripada bunga dan lebih cepat daripada hewan lain yang mirip dengan ular, seperti katak dan ulat.

Anak-anak yang takut terhadap ular mengidentifikasi ular secepat yang dilakukan anak-anak yang tidak memiliki rasa takut.

"Apa yang kami sebutkan adalah bahwa kita memiliki bias ini untuk mendeteksi hal-hal seperti ular dan laba-laba dengan sangat cepat, dan mengasosiasikan mereka dengan hal-hal yang seram dan jahat, seperti suara menakutkan," kata peneliti Vanessa LoBue, dari Rutgers University, dalam sebuah rilis berita dari Assoscation for Psychological Science.


Senin, 23 Juni 2014

Bayi Sudah Bisa Menangis dan Tertawa Saat di Rahim??

http://pondokibu.com/wp-content/uploads/2012/01/bayi-tertawa.jpg 
Perkembangan janin di dalam rahim memang sangat menakjubkan dan selalu menarik untuk diketahui. Hasil penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa bayi belajar mengekspresikan kebahagiaan dan kesedihan sejak di dalam rahim. Bayi di dalam rahim mengembangkan berbagai gerakan wajah sedemikian rupa dan sangat mungkin untuk diidentifikasikan sebagai ekspresi tertawa dan menangis.
Untuk pertama kalinya, sekelompok peneliti mampu menunjukkan bahwa ekspresi wajah janin berkembang pada kehamilan usia 24-36 minggu. Setelah itu gerakan wajah janin akan menjadi lebih kompleks. Seperti dilansir dari Female First, mereka meneliti rekaman video gerakan wajah janin yang diperoleh dari mesin USG 4D pada tahap akhir kehamilan. Mereka meneliti janin yang sama setelah mereka memastikan bahwa janin dalam keadaan sehat pada hasil pindai minggu ke 20, 24, dan 36. Mereka menemukan bahwa pergerakan wajah janin menjadi lebih kompleks dari waktu ke waktu.
Janin pada tahap pertama pengamatan di minggu ke 24 mampu menggerakkan satu otot wajah mereka. Mereka merenggangkan bibir mereka atau membuka mulut mereka. Di minggu ke 35, janin mulai menggabungkan sejumlah gerakan otot wajah, misalnya menggabungkan perenggangan bibir, menurunkan alis mata, dan memperdalam alur nasolabial (garis bawah pipi) sehingga menjadi ekspresi yang dikenali.
“Ini adalah wawasan baru yang menarik dalam proses perkembangan janin. Penelitian ini untuk pertama kalinya menunjukkan bahwa pada janin yang sehat ada perkembangan kompleks gerakan wajah,”ujar Profesor statistik sosial Brian Francis dari Universitas Lancaster Fakultas Matematika dan Statistik yang tergabung dalam tim peneliti.
Meskipun janin tidak dapat membuat suara, ini berarti sebelum dilahirkan bayi sudah belajar bagaimana mengekspresikan beberapa ekspresi wajah seperti menangis dan tertawa. Dalam penelitian sebelumnya, diketahui bahwa bayi berkedip sebelum dilahirkan, serta diidentifikasikan bahwa mereka cemberut di dalam rahim.
“Namun, dalam penelitian ini untuk pertama kalinya kami telah mengembangkan metode coding dan analisis untuk melacak peningkatan kompleksitas gerakan ekspresi wajah janin,” ujar dr Nadja Reissland dari Universitas Durham.
Para peneliti berpendapat bahwa gerakan-gerakan tersebut dikembangkan sebelum bayi merasakan emosi, sama seperti gerakan latihan pernapasan di dalam rahim.


Senin, 16 Juni 2014

Burung Yang Bisa Tidur Sambil Terbang

Albatros, dari familia Diomedeidae, adalah burung laut besar dalam ordo Procellariiformes. Burung ini ditemukan secara luas di Samudra Antartika dan Pasifik Utara. Burung ini tidak terdapat di Atlantik Utara, tetapi temuan fosil membuktikan bahwa burung ini dahulu pernah ada di sana.

Burung albatros termasuk burung terbang yang paling besar, dan burung albatros hebat (genus Diomedea) memiliki panjang sayap yang paling besar melebihi burung lainnya.

Burung albatros sangat efisien di udara, dengan menggunakan teknik melayang dinamis dan melayang bukit untuk dapat terbang pada jarak yang sangat jauh. Burung ini memakan cumi-cumi, ikan, dan udang, dengan cara memakan hewan yang terdampar, berburu di permukaan air, dan menyelam.

Para ilmuwan telah menemukan 24 spesies albatros, yang semuanya berbadan pendek gemuk, kaki berselaput, sayap yang panjang, dan paruh bengkok.
 
BURUNG ALBATROS

Burung-burung yang bermigrasi mengurangi konsumsi energi dengan "teknik-teknik terbang" yang berlainan. Burung albatros pun demikian. Burung yang menghabiskan 92% masa hidupnya di laut ini memiliki bentang sayap hingga 3,5 meter. Karakteristik paling penting pada burung albatros adalah gaya terbangnya. Mereka dapat terbang berjam-jam tanpa mengepakkan sayap sama sekali. Untuk melakukan itu, sambil menjaga sayapnya tetap terentang, mereka meluncur di udara dengan memanfaatkan angin.

Merentangkan sayap terus-menerus memerlukan banyak energi. Namun albatros dapat melakukannya berjam-jam karena sistem anatomi khusus mereka. Selama terbang, sayap-sayap albatros terkunci, karenanya tidak memerlukan tenaga sedikit pun. Sayap-sayap hanya diangkat oleh lapisan-lapisan otot. Ini sangat membantu burung tersebut selama terbang. Sistem ini juga mengurangi energi yang dikonsumsi burung selama terbang. Albatros tidak menggunakan energi karena mereka tidak mengepakkan sayap, mereka juga tidak membuang energi untuk menjaga agar sayapnya tetap terentang. Angin yang dimanfaatkan albatros menjadi sumber energi tanpa batas untuk terbang berjam-jam. Sebagai contoh, burung albatros dengan berat 10 kg hanya kehilangan 1% berat tubuhnya ketika melakukan perjalanan sejauh 1.000 km. Sungguh sedikit energi yang terbuang. Model dan gaya terbang burung albatros ini ditiru manusia dalam terbang layang.
 
 

Jumat, 06 Juni 2014

Kenapa Air Laut Tidak Boleh Diminum?

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghG0b0NRKF4OQrQLLavA3-KKlduamXatnsdhsf0Cy5R4Jgso-nAwBPfDXI7_cF7ZPXIhCBlnkNYWwj7ETxDzVKS801dm82wxtF2mMeG5jjiLGYyG3Sn2ysVdQspD2e2nwj5CgOtxoGag/s1600/Ular+Laut.jpg
Pernahkah anda mencoba untuk meminum air laut? Yang pasti rasanya asin dan tidak akan menjadi minuman yang akan jadi salah satu pilihan dalam minuman favorit anda. Dan faktanya bukannya hanya hal tersebut, ternyata masih ada hal lain yang menjadi alasannya. Alasannya yaitu kita, manusia tidak boleh minum air laut.
Kita tidak boleh minum air laut ataupun kita tidak bisa minum air laut. sebenarnya bukan tidak boleh ataupun tidak bisa tapi fungsi tubuh manusia tidak dirancang untuk bisa menyaring kadar garam yang sangat banyak yang larut dalam air laut itu. Sehingga sebaiknya kita jangan meminumnya. kenapa? karena air laut itu sangat asin. terus kenapa kalau asin? karena terdapat garam dalam jumlah yang besar yang terkandung dalam air laut, yang mana kandungan garam yang besar ini memberikan reaksi penolakan pada sistem tubuh kita. Hal ini menyebabkan kita akan mengeluarkan air lebih banyak daripada air yang kita minum, pada proses ini tubuh mencoba untuk menyingkirkan kadar garam yang masuk dari air laut tersebut. Alhasil, kita dapat mengalami dehidrasi jika kita meminum air laut. Bukannya malah mengurangi rasa haus, akan tetapi malah menyebabkan timbulnya rasa haus yang lebih dari sebelumnya. Tidak salah jika ada larangan bahwa kita tidak boleh minum air laut. Jadi masihkah anda ingin mencoba minum air laut :) ?